Kamis, 21 Juni 2012

Mensyukuri Nikmat Allah

Pagi ini, ketika saya menginjakkan kaki lagi disini..
Di dusun penghasil minyak, setelah libur lumayan panjang yang saya nikmatin (off duty 5 hari)..
Saya kembali lagi menjadi manusia yang kurang bisa bersyukur kepada Allah..

Padahal kemarin, ketika libur, ketika saya berada di rumah, di kampung halaman saya..
Saya benar-benar bersyukur kepada Allah, atas apa yang telah saya punya, dan atas apa yang telah DIA beri kepada saya..

Saya bersyukur saya dapat kuliah dengan lancar (dengan bantuan beasiswa dari pemerintah atas prestasi yang saya dapat), lulus Diploma 3 dengan predikat "Dengan Pujian", dan setalah menganggur 3 bulan after wisuda, saya mendapatkan kerja disini..
Di sebuah tempat peng-ekplorasi "emas hitam"..

Meskipun cuma punya gaji yang jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan orang-orang lain yang kerja di sebuah perusahaan minyak, tapi saya benar-benar bersyukur. Saya tidak harus minta duit kepada orang tua lagi, klo pengen barang-barang yang agak mahal bisa beli sendiri, bisa beli baju kapan saja, dan kalau sakit, ketika harus menembus obat dengan harga yang selangit itu, saya bisa bayar dengan uang yang keluar dari dompet saya sendiri..
Subhanallah..
Alhamdulillah..
Beribu-ribu syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberi saya kesempatan seperti ini..

Apalagi jika saya harus membandingkan hidup saya dengan seorang teman kecil saya..
Yang sekarang harus married by accident *amit-amit cabang bayi, bahkan harus kawin lari karena ditentang oleh orang tua nya..
Setelah orang tua nya menghabiskan banyak uang untuk biaya kuliahnya dan menggantungkan semua harapan pada dirinya..
Ironis memang..
Dan karena itu lah saya benar-benar bersyukur kepada Allah terhadap apa yang telah saya punya sekarang..

*walau memang jika diingat, pada jaman-jaman kami masih sama-sama sekolah dulu (meskipun kami beda sekolah), hidup kami begitu berbeda. Jaman HP masih mahal, saya belum punya, dan orang tua tidak mampu untuk membelikan, dia sudah punya. Jaman DP untuk kredit motor matic masih mahal, dia sudah punya. Sedangkan saya, sampai sekarang meskipun udah kerja, belum kebeli motor (itu karena saya emang ga bisa ngendarain motor.. he..he..he,.)

Tapi, klo balik kesini..
Saya benar-benar merasa dibutakan, saya merasa benar-benar dituntun untuk menjadi hamba Allah yang durhaka..
Ingin setiap pagi saya tersenyum, bersyukur atas udara yang masih bisa saya hirup ketika membuka mata pagi ini..
Bersyukur atas apa yang saya punya, tapi tidak bisa..

Kalo orang kerja biasa nya bilang "I HATE MONDAY", tapi kalo saya setiap hari bilang "I HATE MORNING"..
Setiap pagi, ketika saya membuka mata, tiba-tiba hilang semangat dan rasa syukur  yang ada di dalam hati..
Membayangkan harus bertemu mereka lagi, orang-orang yang kerjanya hanya bisa menjilat dan mencari muka agar atasan senang..
Orang-orang yang secara hati-hati dan perlahan, coba menggeser-geser kerjaan orang lain yang lama-kelamaan akan membuat orang tersebut merasa tidak nyaman lagi..
Kalo inget itu semua, semangat langsung hilang, dan mental langsung down..

Ampunin hamba yaa Allah karena hamba masih kurang pandai bersyukur..
Ampunin hamba yaa Allah jikalau hamba masih mengingkarin nikmat-nikmat yang ENGKAU beri..
Dan jauhkanlah hamba yaa Allah dari predikat hamba-MU yang durhaka karena belum pandai mensyukuri apa yang telah ENGKAU beri..
Ampunin hamba yaa Allah dan hamba mohon bukakanlah hati hamba serta tuntunlah hamba agar hamba lebih pandai bersyukur atas apa yang telah ENGKAU beri dan yang telah hamba miliki..

Amiin yaa robba allamin...



Kamis, 14 Juni 2012

Karena Hidup Tidak Semudah Yang Ada di Iklan Sebuah Produk...


Kadang saya berpikir, kenapa hidup itu tak semudah yang ada di iklan..???
Ketika menemukan sebuah produk, maka semua akan kembali normal dan tersenyum..

Hidup ini begitu sulit..
Lebih sulit dari sebuah sinetron..
Itu yang saya rasakan lebih dari setahun ini..

Semenjak saya merasakan yang nama nya bekerja..
Semenjak saya menginjakkan kaki disini..
Diatas bumi penghasil minyak, berhutan karet dan kelapa sawit yang lebat..

Capeeekk...
Itu yang saya rasakan..

Tertekan itu juga yang saya rasakan..
Jasmani dan rohani..
Sometime saya sendiri takut dengan tekanan-tekanan yang saya dapat ini..
Bukan karna saya tidak dapat bekerja di bawah tekanan, tapi ini tekanan yang sudah superheated..

Sometime saya berpikir, saya sudah cukup hebat dapat menahan semua pressure ini lebih dari satu tahun..
Sudah cukup hebat juga untuk tetap berusaha lurus, sabar, dan diam berada diantara manusia-manusia yang bisa nya menjilat, mencari perhatian, serta memotong dari belakang..
Tekanan yang harus diterima seorang wanita yang kala itu masih berumur 21 tahun dan sampai sekarang telah berumur 22 tahun..
Seorang wanita pengidap skoliosis, bertubuh kecil..
Yang harus berusaha sabar setiap hari di bawah tekanan, di bawah panas nya bumi penghasil mas hitam ini, dengan beban berat koper berisi laptop yang harus dijinjing kemana-kemana setiap hari nya..

Bukan nya saya tidak bersyukur atas apa yang telah saya punya..
Saya sangat bersyukur..
Karena saya, yang hanya seorang wanita, bertubuh kurus, dan pengidap skolisis bisa bekerja di sebuah perusahaan minyak..
Dapat tidur di mess dengan kasur yang nyaman, makan gratis dengan lauk yang layak, dan dapat gaji kotor yang diikuti oleh berbagai tunjangan...
Subhanallah kan..???
Allah begitu sayang saya memang..

Tapi saya manusia, saya rasa saya sudah tidak kuat lagi..
Capeekkk...
Capeek terhadap semua pressure ini, capek terhadap orang-orang yang cuma bisa menjilat dan mencari muka guna mengamankan posisi..
Astaghfirullah, sungguh durhaka hamba-Mu ini yaa Allah..
Hamba yang belum bisa benar-benar mensyukuri nikmat-Mu..

Andai disini ada gunung, andai disini ada laut..
Saya ingin teriak, saya ingin menangis..
Hamba capeek yaaa ALLAH...
Hamba capeeekkk...

Hamba tahu Engkau sayang hamba, tapi hamba mohon...
Keluarkan hamba dari kondisi ini...
Hamba rasa, hamba sudah tidak kuat lagi...
Hamba tahu Engkau tidak akan menguji melebihi kemampuan hamba..
Tapi hamba mohon, lepaskan hamba dari kondisi ini...

Andai hidup ini emang bener-bener semudah iklan....